Ku pungut puing - puing cinta-Mu
yang terserak diberanda hati
Ku genggam erat dalam telapak
Ku dekap dalam dada yang terasa pengap
Satu demi satu kupungut,
Ku rangkai dalam bingkai yang retak
Ku cuci dengan air mata dan harap
berbalut pinta serta berjuta do'a
Bersimpuhku dengan hati yang tertunduk
Lemah terkulai tak mampu tengadah
Tangan tak lagi punya daya
Namun puing cinta-Mu takkan pernah
ku lepas.
Beribu pasrah ku rangkai
biarkan puing ini menjadi penawar
Ku kulum dalam-dalam, dengan bibir yang terus
coba mengulas dzikir
Rabbi......,
Puing cinta-Mu
Menjalar merasuki raga dan kalbu
Biarkanlah ia tetap disana
bercumbu sampai akhir waktu
Singapore, disuatu siang yang terasa begitu sepi.