Tuesday, November 22

Puing Cinta

Ku pungut puing - puing cinta-Mu

yang terserak diberanda hati

Ku genggam erat dalam telapak

Ku dekap dalam dada yang terasa pengap

Satu demi satu kupungut,

Ku rangkai dalam bingkai yang retak

Ku cuci dengan air mata dan harap

berbalut pinta serta berjuta do'a

Bersimpuhku dengan hati yang tertunduk

Lemah terkulai tak mampu tengadah

Tangan tak lagi punya daya

Namun puing cinta-Mu takkan pernah

ku lepas.

Beribu pasrah ku rangkai

biarkan puing ini menjadi penawar

Ku kulum dalam-dalam, dengan bibir yang terus

coba mengulas dzikir

Rabbi......,

Puing cinta-Mu

Menjalar merasuki raga dan kalbu

Biarkanlah ia tetap disana

bercumbu sampai akhir waktu

Singapore, disuatu siang yang terasa begitu sepi.


No comments: